Just another WordPress.com site

A. Sejarah CBIS

   Selama tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, perusahaan raksasa multinasional banyak menyelesaikan pembangunan sistem informasi global mereka (GIS/ Global Information System), tetapi masih terdapat beberapa hal lain yang masih harus diselesaikan dalam rangka menyempurnakan sistem pengelolaan informasi berbasis komputer yang mendunia ini. Pada tahun 2000-an, kurang lebih 2070 perusahaan multinasional akan didorong untuk memperbaiki aplikasi sistem informasi dan bentukan arsitektur sistem ini. Sistem yang mulanya dirancang untuk mendukung operasi yang tersentralisasi ataupun tidak tersentralisasi akan ditingkatkan untuk memampukan perusahaan induk dan cabangnya beroperasi sebagai sebuah koordinat suatu sistem yang terintegrasi. Adapun hal yan perlu ditingkatkan dan diintegrasikan secara utuh dalam pematangan sistem informasi dunia adalah peranan sistem informasi berbasis komputer (Computer Based Information System/ CBIS).
 
B. Pengertian CBIS
 
   Computer – based Information System adalah suatu sistem informasi yang didasarkan pada perangkat keras komputer dan teknologi perangkat lunak untuk pengolahan dan penyebaran informasi.
 
    Sistem Informasi Berbasis Komputer atau Computer Based Information System (CBIS) merupakan sistem pengolahan suatu data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis. Beberapa istilah yang terkait dengan CBIS antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi dan basis komputer. Berikut penjelasan masing-masing istilah tersebut.

1. Data

Banyak terdapat pengertian data yang dirangkum dari berbagai sumber. Bagian ini akan mengutip tiga pengertian data dari sudut pandang yang berbeda-beda.

  1. Menurut berbagai kamus bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan sebagai istilah yang berasal dari kata “datum” yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan.
  2. Dari sudut pandang bisnis, terdapat pengertian data bisnis sebagai berikut : “Business data is an organization’s description of things (resources) and events (transactions) that it faces”. Jadi data, dalam hal ini disebut sebagai data bisnis, merupakan deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions) yang terjadi.
  3. Pengertian yang lain mengatakan bahwa “data is the description of things and events that we face”. Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi.
Jadi pada intinya, data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar suatu informasi.

2. Informasi
Berikut juga akan disampaikan pengertian informasi dari berbagai sumber.

  1. Menurut Gordon B. Davis dalam bukunya Management Informations System : Conceptual Foundations, Structures, and Development menyebut informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan.
  2. Menurut Barry E. Cushing dalam buku Accounting Information System and Business Organization, dikatakan bahwa informasi merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya.
  3. Menurut Robert N. Anthony dan John Dearden dalam buku Management Control Systems, menyebut informasi sebagai suatu kenyataan, data, item yang menambah pengetahuan bagi penggunanya.
  4. Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin dalam bukunya Accounting Information Systems : Concepts and Practise mengatakan informasi sebagai kenyataan atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis.
Dari keempat pengertian seperti tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.

3. Sistem
Sistem merupakan entitas, baik abstrak maupun nyata, dimana terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu sama lain. Objek yang tidak memiliki kaitan dengan unsur-unsur dari sebuah sistem bukanlah komponen dari sistem tersebut.

4. Sistem Informasi
Sistem Informasi merupakan sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya,sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.
5. Berbasis Komputer
Sistem Informasi “berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer.
  
C. Subsistem dari Sistem Informasi Berbasis Komputer, Sub sistem dari CBIS  
 
 Istilah sistem informasi berbasis komputer (CBIS), kita gunakan untuk mengambarkan lima subsistem  yang menggunakan komputer.
1. SIA (Sistem Informasi Akuntansi),
2. SIM (Sistem Informasi Manajemen),
3. DSS (Sistem Pengambilan Keputusan),
4. OA (Otomatisasi Kantor), dan
5. ES (Sistem Pakar).
 
 D. Kontribusi CBIS

      Saat ini sistem informasi merupakan isu yang paling penting dalam pengendalian manajemen.  
Hal ini disebabkan karena tujuan dari pengendalian manajemen adalah untuk membantu manajemen 
dalam mengkoordinasi subunit-sub unit dari organisasi dan mengarahkan bagian-bagian tersebut 
untuk mencapai tujuan perusahaan. Dua hal yang menjadi perhatian dari definisi diatas adalah 
mengkoordinasi dan mengarahkan. Tentu saja dalam dua proses tersebut diperlukan satu sistem agar 
proses koordinasi dan pengarahan dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan perusahaan dapat 
tercapai.
 
Manfaat utama dari perkembangan sistem informasi bagi sistem pengendalian manajemen adalah : 
– penghematan waktu (time saving) 
– penghematan biaya (cost saving) 
– peningkatan efektivitas (effectiveness) 
– pengembangan teknologi (technology development) 
– pengembangan personel akuntansi (accounting staff development).
  
Dengan berbagai manfaat dan kontribusi yang diberikan tersebut, diharapkan setiap perusahaan
dapat bertahan dalam arena kompetisi yang semakin ketat.
 
II. Evolusi CBIS 
 
Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer

  •       Computer Based Information System ( CBIS ) Computer Based Information System  (CBIS) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut juga Sistem informasi Berbasis Komputer merupakan sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan.
  •         Dalam sistem yang dikomputerisasikan, program secara terus-menerus memantau           transaksi pemasukan yang diproses atau yang baru di proses guna pengindetifikasian dan secara otomatis melaporkan lingkungan perkecualian yang memperoleh perhatian manajemen. Semakin tinggi lapisan manajemen akan semakin cenderung menggunakan informasi yang berasal dari luar untuk tujuan pengendalian manajemen Sistem Informasi Manajemen Computer Based Information System (CBIS).
  •     Kontribusi CBIS Manfaat utama dari perkembangan sistem informasi bagi sistem pengendalian manajemen adalah : 1. penghematan waktu ( time saving ) 2. penghematan biaya ( cost saving ) 3. peningkatan efektivitas ( effectiveness ) pengembangan teknologi (technology development) 5. pengembangan personel akuntansi ( accounting staff development ). 
 Evolusi Sistem Informasi SIA SIM DSS ES OA
  1. Sistem Informasi Akuntansi Menggambarkan siste yang memproses aplikasi pengolahan data perusahaan dan menghasilkan beberapa informasi sebagai produk sampingan dari proses akuntansi Sistem penghasil informasi yang ditujukan pada masalah tertentu yang diputuskan oleh manajer Sistem Pendukung Keputusan SIM adalah kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung tujuan organisasi Sistem Informasi Manajemen
  2. Office Automation Fokus potensial pada konsultasi. Dengan menerapkan kecerdasan buatan – AI (artificial Intelligence ), disini computer dapat deprogram untuk malaksanakan sebagian penalaran logis.bagian dari AI ini yaitu system pakar yang digunakan sebagai suatu system yang berfungsi sebagai seorang spesialis dalam suatu area. Untuk memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktifitas diantara para manajer dan staf kantor melalui penggunakan alat-alat elektronik, disebut dengan OA (office automation). Expert System
 
 
 
 
 Referensi : 
3. albertus19.wordpress.com/2010/10/26/edp-electronic-data-processing/ 
5. http://tugasssss.blogspot.com/2010/12/1-jelaskan-evolusi-dari-computer-based.html
6. http://www.perpuskita.com/cbis/624/
7. http://ikc.depsos.go.id/berseri/teguh-cbis/index.php
8. http://marlinapratiwi.blogspot.com/2008/05/computer-based-information-system-cbis.html
9. http://bangvandawablog.blogspot.com/2011/05/computer-based-information-system-cbis.html 
10. http://www.slideshare.net/kankunblogger/pertemuan-3-4evolusi-cbis-4
11. http://karismabening.blogspot.com/2010/12/evolusi-dari-computer-based-information.html 
12. http://aprianiharwis.blogspot.com/2010/12/evolusi-dari-computer-based-information.html

SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

DEFINISI

sebelum mengetahui definisi dari Sistem Informasi Psikologi, kita mencoba mendefinisiskannya perbagian secara singkat, mengingat Sistem Informasi Psikologi terdiri dari tiga kata yaitu “Sistem”, “Informasi”, dan “Psikologi”. Pertama kita mulai dari kata “Sistem”
 
1. Sistem

  • L. James Havery
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
  • John Mc Manama
Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien
  • C.W. Churchman.
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
 
2. Informasi
  • Abdul Kadir
Informasi merupakan data yang telah proses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan orang yang menggunakan data tersebut.
  • Gordon B. Davis
Informasi adalah data yang telah dirposes/diolah ke dalam bentuk yang sangat berarti untuk penerimanya dan merupakan nilai yang sesungguhnya atau dipahami dalam tindakan atau keputusan yang sekarang atau nantinya.
Dari seluruh definisi informasi di atas, dapat disimpulkan bahwainformasi adalah kumpulan data yang telah diolahsedemikain rupa menjadi bentuk yang lebih berguna dan dapat dipahami bagi penerimanya sehingga dapat menambah atau meningkatkan pengetahuan.
Informasi akan memiliki arti manakala informasi tersebut memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
– Relevan artinya Informasi yang diinginkan benar-benar ada relevansi dengan masalah yang dihadapi.
– Kejelasan artinya terbebas dari istilah-istilah yang membingungkan.
– Akurasi artinya bahwa informasi yang hendak disajikan harus secara teliti dan lengkap.

– Tepat waktu artinya data yang disajikan adalah data terbaru dan mutahir.

 
3. Psikologi
  • Allport
Psikologi adalah satu upaya untuk memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu yang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain secara aktual, dibayangkan, atau hadir secara tidak langsung
  • Wilhem Wundt & E.B Titchener
Psikologi adalah pengalaman manusia yang dipelajari dari sudut pandang pribadi yang mengalaminya seperti perasaan panca indera, pikiran, merasa (feeling), dan kehendak.
Dari seluruh definisi psikologi di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan hewan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat secara langsung yang berguna sebagai suatu usaha untuk memahami proses mental.
4. Sistem Informasi
 
  • Rommey
Sistem Informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulakn, memasukkan, mengolah, dan menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
 
5. Sistem Informasi Psikologi
Dari uraian mengenai sistem, Informasi, dan psikologi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi “Sistem Informasi Psikologi” adalah suatu sistem atau tata cara yang merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data mengenai perilaku terlihat maupun tidak terlihat secara langsung serta proses mental yang terjadi pada manusia sehingga data tersebut dapat diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti tujuan penelitian. Contoh nyata dari pengaplikasian “Sistem Informasi Psikologi” dalam kehidupan adalah penggunaan teknologi dalam pengambilan data tes psikologi, dalam hal ini umumnya komputer (komputerisasi alat tes psikologi)
 
SUMBER : 
 
Ahmadi, H. Abu. (2009). Psikologi umum (edisi revisi 2009). Jakarta: RINEKA CIPTA
Basuki, A. M. Heru. (2008). Psikologi umum. Depok: Universitas Gunadarma
 

A. Supportive Therapy

Psikoterapi suportif adalah pendekatan psikoterapi yang mengintegrasikan psikodinamik , kognitif-perilaku , dan interpersonal yang model konseptual dan teknik. Tujuan dari terapis adalah untuk memperkuat sehat dan adaptif pasien pola pikir perilaku untuk mengurangi konflik intrapsikis yang menghasilkan gejala gangguan mental . Tidak seperti di psikoanalisis , di mana analis bekerja untuk mempertahankan sikap netral sebagai “kanvas kosong” untuk transferensi , dalam terapi suportif terapis terlibat dalam hubungan penuh emosional, mendorong, dan mendukung dengan pasien sebagai metode untuk melanjutkan sehat mekanisme pertahanan , terutama dalam konteks hubungan interpersonal . Terapi ini telah digunakan untuk pasien yang menderita kasus yang parah kecanduan serta Bulimia Nervosa, stres dan penyakit mental lainnya. Kepercayaan sangat penting antara pasien dan dokter untuk membantu pasien mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik. Studi terbaru menunjukkan bahwa genetika, studi hewan dan neuroscience mungkin memiliki dampak atau berperan dalam psikoterapi suportif.

Psikoterapi suportif digunakan terutama untuk memperkuat kemampuan pasien untuk mengatasi stres melalui beberapa kegiatan utama, termasuk dengan penuh perhatian mendengarkan dan mendorong ekspresi pikiran dan perasaan, membantu individu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih tentang situasi dan alternatif mereka, membantu menopang individu harga diri dan ketahanan, dan bekerja untuk menanamkan rasa harapan. Umumnya, pemeriksaan yang lebih dalam sejarah individu dan menyelidik motivasi yang mendasari dihindari. Psikoterapi suportif adalah bentuk umum dari terapi yang dapat diberikan dalam jangka pendek atau panjang, tergantung pada individu dan keadaan tertentu.

Melalui psikoterapi suportif, dokter membantu pasien belajar bagaimana untuk maju dan membuat keputusan atau perubahan yang mungkin diperlukan untuk beradaptasi, baik untuk perubahan akut, seperti kehilangan orang yang dicintai atau kekecewaan yang parah, atau situasi yang kronis, seperti penyakit yang sedang berlangsung, misalnya, episode depresi berulang. Seringkali, sebelum hal ini dapat dicapai, pasien perlu diberi kesempatan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka tentang isu-isu, dan ini merupakan bagian penting dari psikoterapi suportif.

Dalam bentuk terapi, hubungan saling percaya antara pasien dan dokter merupakan bagian integral dari penyembuhan pasien atau kemajuan. Adalah penting bahwa seseorang memiliki keyakinan bahwa dokter dapat memahami perasaan mereka putus asa atau marah, namun tetap mempertahankan kepercayaan dalam kemampuan mereka untuk pulih. Dokter juga harus membantu pasien untuk memahami perbedaan antara pemulihan dan mendapatkan kembali apa yang telah hilang. Dalam banyak kasus, mendirikan kembali pola masa lalu atau sebelum kehidupan adalah tidak mungkin, dan pasien harus datang untuk berdamai dengan perubahan yang perlu dibuat.

B. Reeducative Therapy

Tujuannya untuk membangkitkan pengertian pada penderita tentang konflik-konflik jiwa yang dikandungnya, yang terutama terletak dalam alam sadarnya.

Aliran-aliran :

Relationship therapy (John Levy, Allen, Taft) yaitu relasi terapis – penderita
Attitude therapy (David therapy) yaitu distorsi sikap penderita
Psychobiologic therapy (Adolf Meyer) yaitu eksplanasi atas dasar bio-psiko-sosiologik
Interview Psychotherapy (Finesinger, Stanley Law)
Psychologic therapy / therapeutic counseling (Rogers) dll.

C. Reconstructive Therapy

Reconstructive Therapy adalah menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi . Tujuannya untuk perombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baruPerombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru

Sumber :

http://en.wikipedia.org/wiki/Supportive_psychotherapy. Diakses pada tanggal 1 Mei 2013

http://www.caps.utoronto.ca/Services-Offered/Individual-Psychotherapy/Supportive-Psychotherapy.htm. Diakses pada tanggal 1 Mei 2013

http://www.scribd.com/doc/55373848/28/Psikoterapi-Rekonstruktif. Diakses pada tanggal 1 Mei 2013

Bentuk-bentuk Utama dalam Terapi

A. Supportive Therapy

Psikoterapi suportif adalah pendekatan psikoterapi yang mengintegrasikan psikodinamik , kognitif-perilaku , dan interpersonal yang model konseptual dan teknik. Tujuan dari terapis adalah untuk memperkuat sehat dan adaptif pasien pola pikir perilaku untuk mengurangi konflik intrapsikis yang menghasilkan gejala gangguan mental . Tidak seperti di psikoanalisis , di mana analis bekerja untuk mempertahankan sikap netral sebagai “kanvas kosong” untuk transferensi , dalam terapi suportif terapis terlibat dalam hubungan penuh emosional, mendorong, dan mendukung dengan pasien sebagai metode untuk melanjutkan sehat mekanisme pertahanan , terutama dalam konteks hubungan interpersonal . Terapi ini telah digunakan untuk pasien yang menderita kasus yang parah kecanduan serta Bulimia Nervosa, stres dan penyakit mental lainnya. Kepercayaan sangat penting antara pasien dan dokter untuk membantu pasien mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik. Studi terbaru menunjukkan bahwa genetika, studi hewan dan neuroscience mungkin memiliki dampak atau berperan dalam psikoterapi suportif.

Psikoterapi suportif digunakan terutama untuk memperkuat kemampuan pasien untuk mengatasi stres melalui beberapa kegiatan utama, termasuk dengan penuh perhatian mendengarkan dan mendorong ekspresi pikiran dan perasaan, membantu individu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih tentang situasi dan alternatif mereka, membantu menopang individu harga diri dan ketahanan, dan bekerja untuk menanamkan rasa harapan. Umumnya, pemeriksaan yang lebih dalam sejarah individu dan menyelidik motivasi yang mendasari dihindari. Psikoterapi suportif adalah bentuk umum dari terapi yang dapat diberikan dalam jangka pendek atau panjang, tergantung pada individu dan keadaan tertentu.

Melalui psikoterapi suportif, dokter membantu pasien belajar bagaimana untuk maju dan membuat keputusan atau perubahan yang mungkin diperlukan untuk beradaptasi, baik untuk perubahan akut, seperti kehilangan orang yang dicintai atau kekecewaan yang parah, atau situasi yang kronis, seperti penyakit yang sedang berlangsung, misalnya, episode depresi berulang. Seringkali, sebelum hal ini dapat dicapai, pasien perlu diberi kesempatan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka tentang isu-isu, dan ini merupakan bagian penting dari psikoterapi suportif.

Dalam bentuk terapi, hubungan saling percaya antara pasien dan dokter merupakan bagian integral dari penyembuhan pasien atau kemajuan. Adalah penting bahwa seseorang memiliki keyakinan bahwa dokter dapat memahami perasaan mereka putus asa atau marah, namun tetap mempertahankan kepercayaan dalam kemampuan mereka untuk pulih. Dokter juga harus membantu pasien untuk memahami perbedaan antara pemulihan dan mendapatkan kembali apa yang telah hilang. Dalam banyak kasus, mendirikan kembali pola masa lalu atau sebelum kehidupan adalah tidak mungkin, dan pasien harus datang untuk berdamai dengan perubahan yang perlu dibuat.

B. Reeducative Therapy

Tujuannya untuk membangkitkan pengertian pada penderita tentang konflik-konflik jiwa yang dikandungnya, yang terutama terletak dalam alam sadarnya.

Aliran-aliran :

Relationship therapy (John Levy, Allen, Taft) yaitu relasi terapis – penderita
Attitude therapy (David therapy) yaitu distorsi sikap penderita
Psychobiologic therapy (Adolf Meyer) yaitu eksplanasi atas dasar bio-psiko-sosiologik
Interview Psychotherapy (Finesinger, Stanley Law)
Psychologic therapy / therapeutic counseling (Rogers) dll.

C. Reconstructive Therapy

Reconstructive Therapy adalah menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi . Tujuannya untuk perombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baruPerombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru

Sumber :

http://en.wikipedia.org/wiki/Supportive_psychotherapy. Diakses pada tanggal 1 Mei 2013

http://www.caps.utoronto.ca/Services-Offered/Individual-Psychotherapy/Supportive-Psychotherapy.htm. Diakses pada tanggal 1 Mei 2013

http://www.scribd.com/doc/55373848/28/Psikoterapi-Rekonstruktif. Diakses pada tanggal 1 Mei 2013

Bentuk-bentuk Utama dalam Terapi

Istilah psikologi sebagai ilmu jiwa tidak digunakan lagi sejak tahun 1878, yang dipelopori oleh J.B. Watson sebagai ilmu yang mempelajari perilaku. Sebab, ilmu pengetahuan menghendaki objeknya dapat diamati, dicatat, dan diukur. Sedangkan jiwa dipandang terlalu abstrak, jiwa hanyalah salah satu aspek kehidupan individu. Psikologi dapat disebutsebagai ilmu yang mandiri karena memenuhi beberapa syarat berikut :

  1. Secara sistematis, psikologi dipelajari melalui penelitian-penelitian ilmiah menggunakan metode ilmiah.
  2. Memiliki struktus keilmuan yang jelas. 
  3. Memiliki objek formal dan material.
  4. Menggunakan metode ilmiah seperti eksperimen, observasi, case history, test, and measurement.
  5. Memiliki terminology khusus, seperti bakat, motivasi, inteligensi, dan kepribadian.
  6. Dapat diaplikasikan dalam berbagai adegan kehidupan.
          Sedangkan pengertian konseling, seperti etimologi, berasal dari bahsa Latin, yaitu consilium (dengan atau bersama), yang dirangkai dengan menerima atau memahami. Dalam bahasa Anglo Saxon, istilah konseling berasal dari sellan, yang berarti menyampaikan.
          Smith (dalam Shertzer & Stone, 1974) mengatakan konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.
          Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan diriku, dan mencapai perkembangan kemampuan pribadi yang dimilikinya secara optimal. Sebab, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu (Division of Counseling Psychology)
          Dengan demikian, rumusan Pepinsky & Pepinsky (dalam Shertzer & Stone, 1974) dapat dipahami dalam dua perspektif. Pertama, konseling adalah suatu interaksi antara dua orang atau individu, yang masing-masing disebut konselor atau klien. Kedua, dilakukan dalam suasana professional. Ketiga, bertujuan dan berfungsi sebagai alat (wadah) untuk memudahkan perubahan tingkah laku klien.
          Rumusan Division of Counseling Psychology menegaskan bahwa konseling merupakan proses pemberian bantuan kepada individu-individu yang sedang mengalami hambatan atau gangguan dalam proses perkembangan.
          Dengan demikian, jika kedua istilah itu digabungkan maka psikologi konseling bermakna proses konseling berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu yang mengalami masalah melalui pendekatan psikologi.
          Terdapat banyak persamaan antara konseling dan psikoterapi tidak dapat dibedakan secara jelas. Konselor sering kali mempraktikkan sesuatu yang dipandang sebagai psikoterpai dan psikoterapis. Demikian juga, psikoterpis sering kali mempraktikkan sesuatu yang dipandang sebagai konseling oleh konselor.
          Meskipun demikian, kedua bidang ini tetap berbeda. Berikut adalah beberapa perbedaan antara konseling dan psikoterapi:
  1. Konseling pada umumnya menangani orang normal. Sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami gangguan psikologis. 
  2. Konseling lebih edukatif, sportif, berorientasi, sadar, dan berjangka pendek. Sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
  3. Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret. Sedangkan psikoterpai sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah serta erkembang terus.
 
Sumber:
PSIKOLOGI KONSELING (Buku Panduan Lengkap dan Praktis Menerapkan Psikologi Konseling) oleh Farid Mashudi

http://fitriagalihpunya.blogspot.com/2012/06/pengertian-psikologi-konseling.html

PENGERTIAN PSIKOTERAPI

Psikoterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang terandalkan dalam tatalaksana pasien psikiatri disamping psikofarmaka dan terapi fisik. Sebetulnya dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip dan beberapa kaidah yang ada dalam psikoterapi ternyata juga digunakan, antara lain dalam konseling, pendidikan dan pengajaran, atau pun  pemasaran.

Dalam praktek, psikoterapi dilakukan dengan percakapan dan observasi. Percakapan dengan seseorang dapat mengubah pandangan, keyakinan serta perilakunya secara mendalam, dan hal ini sering tidak kita sadari. Beberapa contohnya, antara lain seorang penakut, dapat berubah menjadi berani, atau, dua orang yang saling bermusuhan satu sama lain, kemudian dapat menjadi saling bermaafan, atau, seseorang yang sedih dapat menjadi gembira setelah menjalani percakapan dengan seseorang yang dipercayainya. Bila kita amati contoh-contoh itu, akan timbul pertanyaan, apakah sebenarnya yang telah dilakukan terhadap mereka sehingga dapat terjadi perubahan tersebut?  Pada hakekatnya, yang dilakukan ialah pembujukan atau persuasi. Caranya dapat bermacam-macam, antara lain dengan memberi nasehat, memberi contoh, memberikan pengertian, melakukan otoritas untuk mengajarkan sesuatu, memacu imajinasi, melatih, dsb.  Pembujukan ini dapat efektif asal dilakukan pada saat yang tepat, dengan cara yang tepat, oleh orang yang mempunyai cukup pengalaman.  Pada prinsipnya pembujukan ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai bidang, dan dapat dilakukan oleh banyak orang.

Dalam dunia kedokteran, komunikasi antara dokter dengan pasien merupakan hal yang penting oleh karena percakapan atau pembicaraan merupakan hal yang selalu terjadi diantara mereka. Komunikasi berlangsung dari saat perjumpaan pertama, yaitu sewaktu diagnosis belum ditegakkan hingga saat akhir pemberian terapi. Apa pun hasil pengobatan, berhasil atau pun tidak, dokter akan mengkomunikasikannya dengan pasien atau keluarganya; hal itu pun dilakukan melalui pembicaraan. Dalam keseluruhan proses tatalaksana pasien, hubungan dokter-pasien merupakan hal yang penting dan sangat menentukan, dan untuk dapat membentuk dan membina hubungan dokter-pasien  tersebut, seorang dokter dapat mempelajarinya melalui prinsip-prinsip psikoterapi.

JENIS-JENIS PSIKOTERAPI

a. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi dibedakan atas:

1 Psikoterapi Suportif:

Tujuan:

– Mendukung funksi-funksi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada

– Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik.

– Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.

Cara atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.

2  Psikoterapi Reedukatif:

Tujuan:

Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.

Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.

3. Psikoterapi Rekonstruktif:

Tujuan :

Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.

Cara atau pendekatan: Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.

b. Menurut “dalamnya”, psikoterapi terdiri atas:

1. ”superfisial”, yaitu yang menyentuh hanya kondisi atau proses pada “permukaan”, yang tidak menyentuh hal-hal yang nirsadar atau materi yangdirepresi.

2. “mendalam” (deep), yaitu yang menangani hal atau proses yang tersimpan dalam alam nirsadar atau materi yang direpresi.

c. Menurut teknik yang terutama digunakan, psikoterapi dibagi menurut teknik perubahan yang digunakan, antara lain psikoterapi ventilatif, sugestif, katarsis, ekspresif, operant conditioning, modeling, asosiasi bebas, interpretatif, dll.

d. Menurut konsep teoretis tentang motivasi dan perilaku, psikoterapi dapat dibedakan menjadi: psikoterapi perilaku atau behavioral (kelainan mental-emosional dianggap teratasi bila deviasi perilaku telah dikoreksi); psikoterapi kognitif (problem diatasi dengan mengkoreksi sambungan kognitif automatis yang “keliru”; dan psikoterapi evokatif, analitik, dinamik (membawa ingatan, keinginan, dorongan, ketakutan, dll. yang nirsadar ke dalam kesadaran). Psikoterapi kognitif dan perilaku banyak bersandar pada teori belajar, sedangkan psikoterapi dinamik berdasar pada konsep-konsep psikoanalitik Freud dan pasca-Freud.

e. Menurut setting-nya, psikoterapi terdiri atas psikoterapi individual dan kelompok (terdiri atas terapi marital/pasangan, terapi keluarga, terapi kelompok)

Terapi marital atau pasangan diindikasikan bila ada problem di antara pasangan, misalnya komunikasi, persepsi,dll. Terapi keluarga, dilakukan bila struktur dan fungsi dalam suatu keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bila salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa, akan mempengaruhi keadaan dan interaksi dalam keluarga dan sebaliknya, keadaan keluarga akan mempengaruhi gangguan serta prognosis pasien. Untuk itu seluruh anggota keluarga diwajibkan hadir pada setiap sesi terapi. Terapi kelompok, dilakukan terhadap sekelompok pasien (misalnya enam atau delapan orang), oleh satu atau dua orang terapis. Metode dan caranya bervariasi; ada yang suportif dan bersifat edukasi, ada yang interpretatif dan analitik. Kelompok ini dapat terdiri atas pasien-pasien dengan gangguan yang berbeda, atau dengan problem yang sama, misalnya gangguan makan, penyalahgunaan zat, dll. Diharapkan mereka dapat saling memberikan dukungan dan harapan serta dapat belajar tentang cara baru mengatasi problem yang dihadapi.

f.  Menurut nama pembuat teori atau perintis metode psikoterapeutiknya, psikoterapi dibagi menjadi psikoanalisis Freudian, analisis Jungian, analisis transaksional Eric Berne, terapi rasional-emotif Albert Ellis, konseling non-direktif Rogers, terapi Gestalt dari Fritz Perls, logoterapi Viktor Frankl, dll.

g. Menurut teknik tambahan khusus yang digabung dengan psikoterapi, misalnya narkoterapi, hypnoterapi, terapi musik, psikodrama, terapi permainan dan peragaan (play therapy), psikoterapi religius, dan latihan meditasi.

h. Yang belum disebutkan dalam pembagian di atas namun akhir-akhir ini banyak dipakai antara lain: konseling, terapi interpersonal, intervensi krisis.

Konseling:

menurut para ahli sebetulnya tidak termasuk psikoterapi, oleh karena tidak memenuhi kriteria dan batasannya, antara lain teknik, tujuan dan orang yang melakukannya, walaupun hubungan yang terjadi di dalamnya juga merupakan “the helping relationships”.  Konseling bukan hanya hubungan profesional antara dokter-pasien, tetapi dapat dilakukan dalam berbagai bidang profesi, misalnya guru, pengacara, penasehat keuangan, dsb.

Daftar Pustaka :

 

  1. Kaplan H.I. & Sadock BJ Psychotherapies, in Comprehensive Textbook of Psychiatry, Chapter 31, Eight Edition, Vol.2, William & Wilkins, Baltimore, 2004,  1767-70.
  2. Gabbard G.O. Individual Psychotherapy, in Psychodynamic Psychiatry Clinical Practice – The DSM – IV Edition, American Psychiatric Press, 2000, 91-5.
  3. Lubis DB & Elvira SD. Penuntun Wawancara Psikodinamik dan Psikoterapi. Balai Penerbit FKUI, 2005: 10-12
  4. Elvira SD. Kumpulan Makalah Psikoterapi, Balai Penerbit FKUI, 2005: 5,7, 9.
  5. Gabbard GO. Long-Term Dynamic Psychotherapy, American Psychiatric Press, 2004, 91-5.
  6. Jackson SW. The Listening Healer in the History of Psychological Healing. Am J of Psychiatry: Dec. 1992
  7. Green B. Psychotherapy, in Problem-based Psychiatry, Churchill Livingstone, Medical Division of Pearson Professional Ltd., 1996, 140-3.
  8. Wolberg L.R. What is Psychotherapy?  in  The Technique os Psychotherapy, Part One, Grune & Stratton, New York, San Fransisco, London,1977,  3-4, 15-6
  9. Lubis D.B. Wawancara  Psikiatrik, dalam Pengantar  Psikiatri  Klinik, Balai  Penerbit  FKUI,  1989, 58-9, 97, 106, 112.
  10. Janis I.L. Problems of Short-term Counseling, in Short-term Counseling, Yale University Press, New Haven and London, 1983, 8-10.
  11. Karasu T.B.  Psychotherapies:  An Overview,  American J. Psychiatry, 134 : 8, 1977,  857- 8.
  12. Weissman M.M. & Markowitz, J.C., Interpersonal Psychotherapy, Current status, Arch. Gen. Psychiatry, 51, 1994, 599 – 601.
  13. http://www.psychologymania.com/2011/10/pengertian-psikoterapi.html
  14. http://t4nti.blog.com/2012/03/19/pengertian-psikoterapi/

Alkulturasi Psikologi

Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Atau bisa juga didefinisikan sebagai perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan serasi. Contoh akulturasi, saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di acara Simfoni Semesta Raya. Contoh lainnya yaitu, baju batik di Indonesia, yang digabungkan dengan model baju dari luar negeri sehingga menghasilkan baju batik modern, di sini budaya batik masih tetap ada namun diinovasikan menjadi batik modern. Pengertian Akulturasi Dari Para Ahli: 1. Koentjaraningrat (1996:155) Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. 2. Garbarino “Acculturation (is) the process of culture change as a result of long term, face to face contact between two societies” (Garbarino, 1983). “Akulturasi (adalah) proses perubahan budaya sebagai akibat jangka panjang, tatap muka kontak antara dua masyarakat “(Garbarino, 1983). B. Psikologis Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: “ψυχή” (Psychē yang berarti jiwa) dan “-λογία” (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Berikut ini adalah pengertian dan definisi psikologis: 1. Anas Tamsuri Psikologis adalah masalah-masalah perilaku atau emosional yang dapat meningkatkan resiko gangguan cairan, elektrolit, dan asam-basa. 2. Dennis J. Billy Psikologis secara tradisional, yaitu kesadaran tentang yang benar dan yang salah. 3. Abdul Mujib Psikologis adalah pikiran yang melibatkan ide atau intelek untuk memahami dunia dan dirinya. 4. Myra Chave-Jones Psikologis merupakan gambaran garis besar mengenai cara kerja pikiran kita. 5. Eben Nuban Timo Psikologis merupakan keyakinan dan pandangan manusia tentang alam sekitar, manusia, dan Tuhan. 6. Bilson Simamora Psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam individu seseorang dan unsur-unsur psikologis ini meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, memori, emosi, kepercayaan, dan sikap. 7. Nursalam Psikologis merupakan hal yang merupakan kepribadian dan kemampuan individu dalam memanfaatkannya menghadapi stress yang disebabkan situasi dan lingkungan. 8. Willy Wong Psikologis merupakan bentuk dari mekanisme fight dan flight dalam diri manusia. 9. Yusuf Qardhawi Psikologis merupakan hal pertama yang mempengaruhi perilaku seseorang. Jadi, akulturasi psikologis adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan perilaku tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu perilaku asing. Perilaku asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam perilakunya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur periaku kelompok sendiri. Singkatnya terdapat perpaduan antara perilaku sendiri dengan perilaku asing, tanpa menghilangkan unsur perilaku kelompok sendiri.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi http://carapedia.com/pengertian_definisi_psikologis_info2055.html

Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.

Pengertian multikulturalisme menurut beberapa ahli

  • “Multikulturalisme” pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik (Azyumardi Azra, 2007).
  • Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam kumunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan (“A Multicultural society, then is one that includes several cultural communities with their overlapping but none the less distinc conception of the world, system of [meaning, values, forms of social organizations, historis, customs and practices”; Parekh, 1997 yang dikutip dari Azra, 2007).
  • Multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain (Lawrence Blum, dikutip Lubis, 2006:174).
  • Sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Suparlan, 2002, merangkum Fay 2006, Jari dan Jary 1991, Watson 2000).
  • Multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan, oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggan untuk mempertahankan kemajemukan tersebut (A. Rifai Harahap, 2007, mengutip M. Atho’ Muzhar).

Jenis Multikulturalisme == Berbagai== macam pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik multikulturalisme yang diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh (1997:183-185) membedakan lima macam multikulturalisme (Azra, 2007, meringkas uraian Parekh):

  1. Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada masyarakat dimana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain.
  2. Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara Eropa.
  3. Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.
  4. Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern) dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.
  5. Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.

Sumber   :
http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
 
Adapun pendapat lain mengenai definisi akulturasi salah satunya pendapat Harsoyo, bahwa akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya.
 
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akulturasi sama dengan kontak budaya yaitu bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya.
 
Contoh akulturasi : Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di acara Simfoni Semesta Raya.
 
Relasi Internakulturasi biasa kita kenal juga dengan istilah komunikasi budaya. Menurut Stewart komunikasi budaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan. Komunikasi antar budaya menunjuk pada suatu fenomena komunikasi di mana para pesertanya memiliki latar belakang budaya yang berbeda terlibat dalam suatu kontak antara satu dengan lainnya, baik secara langsung atau tidak langsung (Young Yung Kim, 1984). Komunikasi antar budaya pertama kali diperkenalkan oleh antropolog Edward Hall Istilah antarbudaya pertama kali diperkenalkan oleh Edward T. Hall pada tahun 1959.
 
Menurut Sachari kebudayaan adalah suatu totalitas dari proses dan hasil segala aktivitas suatu bangsa dalam bidang estetis, moral, dan ideasional yang terjadi melalui proses integrasi, baik integrasi historis maupun pengaruh jangka panjangnya. Para ahli ilmu sosial mengartikan konsep kebudayaan itu dalam arti yang amat luas yakni meliputi seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya, yaitu seluruh hasil dari pikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya (Koentjaraningrat).  Dari pengertian yang begitu luas itu, Koentjaraningrat memecahkan konsep kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan yang universal, yang diurutkan dari yang paling sulit berubah sampai pada yang paling mudah berubah.
pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
  1. Melville J. Herskovitsmenyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
    • alat-alat teknologi
    • sistem ekonomi
    • keluarga
    • kekuasaan politik
  2. Bronislaw Malinowskimengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
    • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    • organisasi ekonomi
    • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
    • organisasi kekuatan (politik)
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan memiliki paling sedikit tiga wujud, yaitu:
  1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang berfungsi mengatur, mengendalikan dan memberi arah pada kelakuan, dan perbuatan manusia dalam masyarakat yang disebut dengan adat kelakuan. 
  2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat yang sering disebut sistem sosial. 
  3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
 
 
Sumber            :
  • Pengertian Transmisi Budaya

Pewarisan budaya dapat disamakan dengan istilah transmisi kebudayaan. Transmisi budaya merupakan kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan dari generasi yang satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit diubah. Cultural transmission is the way a group of people or animals within a society or culture tend to learn and pass on new information.

  • Berikut adalah beberapa bentuk Transmisi budaya, yaitu:

1. Enkulturasi

Mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka.

2. Akulturasi

Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran  kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.

3. Sosialisasi

Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota.

Sosialisasi mengacu pada seluruh proses sosial yang terjadi didalam masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

  • Awal Pengembangan dan Pengasuhan dan Pola Kelekatan Ibu atau Pengasuh

Transmisi budaya dapat terjadi sesuai dengan awal pengembangan dan pengasuhan yang terjadi pada masing-masing individu terutama pada pengasuhan seorang ibu kepada anaknya. Dimana proses seperti Enkulturasi ataupun Akulturasi yang mempengaruhi perkembangan psikologis individu tergantung bagaimana individu mendapat pengasuhan dan bagaimana lingkungan yang diterimanya, bagaimana seorang ibu menetapkan aturan-aturan atau tata cara kepada anak sehingga membentuk kepribadian anak tersebut. Individu tidak mampu berdiri sendiri, melainkan hidup dalam hubungan antar sesama individu. Dengan demikian dalam hidup dan kehidupannya manusia selalu mengadakan kontak dengan manusia lain. Karena itu manusia sebagai individu juga merupakan makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat.

Transmisi budaya memiliki fokus dan konsentrisitas pada tiga misi, yaitu:

  • menanamkan (juga menggagas, mengkreasi, apabila publik belum memiliki bibit dan potensi keunggulan);
  • mengembangkan (dengan inovasi dan adaptasi, apabila masyarakat telah memiliki benih-benih keunggulan yang kemudian diperluas dan ditingkatkan); dan
  • memantapkan (juga melestarikan dan konservasi, apabila masyarakat telah mengembangkan tradisi keunggulan secara padu dan bersama).

 

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/proses_biologis

http://id.scribd.com/doc/68996864/TRANSMISI-BUDAYA

Manan, Imran, Ph. D. 1989. Antropologi Pendidikan: Suatu Pengantar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

http://nurainiajeeng.wordpress.com/2012/10/14/transmisi-budaya-dan-biologis-serta-awal-perkembangan-dan-pengasuhan/